Senin, 28 Juli 2014

KERJA SAMA HAMAS DAN KOREA UTARA MENGENAI RUDAL

Negosiasi tengah berlangsung.


Kelompok militan Palestina, Hamas, terungkap tengah bernegosiasi soal kesepakatan baru perdagangan senjata dengan Korea Utara. Menurut seorang sumber pejabat negara barat, alutsista yang tengah diincar oleh Hamas untuk melawan Israel yakni rudal dan peralatan komunikasi. 






Harian Telegraph edisi akhir pekan lalu melaporkan secara eksklusif bahwa nilai kesepakatan penjualan senjata antara Hamas dengan negara komunis itu mencapai ratusan ribu dolar. Perjanjian soal senjata itu kini tengah ditangani oleh sebuah perusahaan dagang yang berbasis di Lebanon. Perusahaan itu diketahui memiliki jaringan yang kuat dengan organisasi militan Palestina di timur Beirut. 

Pejabat Hamas diketahui telah melakukan pembayaran awal untuk mengamankan kesepakatan itu. Mereka tinggal berharap, Korut akan segera mengirimkan pasokan senjata tambahan ke Gaza. 

Menurut keterangan seorang pejabat keamanan di Inggris, dengan jalan ini, Hamas mencoba untuk mencari jalan menambah pasokan rudal. Sebab, stok rudal yang selama ini mereka miliki telah ditembakkan ke Israel dalam beberapa pekan terakhir. 

"Korut jelas merupakan tempat yang jelas untuk mencari persediaan, karena Pyongyang telah diketahui memiliki hubungan yang dekat dengan sejumlah kelompok militan Islam di Timur Tengah," ungkap pejabat yang tidak ingin disebut identitasnya. 

Dengan pasokan senjata dari Korut itu, para pejuang Hamas berharap dapat melakukan operasi koordinasi melawan pasukan Israel. 

Seperti kelompok militan lainnya di kawasan itu--seperti Hizbullah-- Hamas telah memiliki hubungan yang dekat dengan Korut. Apalagi, Korut tertarik untuk mendukung kelompok di kawasan itu yang bertentangan dengan kepentingan barat.



Hamas Dan Korea Utara

Hubungan antara Hamas dan Korut kali pertama diketahui publik di tahun 2009 silam, ketika 35 ton senjata tempur, termasuk roket udara dan granat berpeluncur roket, disita dari sebuah pesawat kargo. Pesawat itu lantas dipaksa untuk melakukan pendaratan darurat di bandara internasional di Bangkok. 


Tim penyidik lalu memastikan bahwa senjata tersebut akan dikirim ke Iran. Dari sana, senjata akan diselundupkan ke kelompok Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. 

Akibat pasokan dari negara asing, persenjataan Hamas kini lebih modern. Mereka kini memiliki rudal dan roket dengan lima jenis. 

Sementara, dulu senjata dasar mereka hanya roket Qassam buatan Iran dengan jarak tempuh kurang dari 16 kilometer. Namun, mereka juga memiliki persediaan cukup banyak untuk roket buatan Soviet pada era Perang Dunia II, Katyusha, yang mampu menjangkau hingga 48 kilometer. 

Sementara komandan militer Israel lebih fokus kepada ilmu yang diturunkan oleh ahli Korut kepada Hamas untuk membangun jaringan terowongan bawah tanah di Gaza. Menurut mereka, Korut sudah dikenal sebagai salah satu negara yang mampu membangun jaringan terowongan bawah tanah dari zona demilitarisasi menuju ke Korea Selatan. 

Menurut pejabat keamanan itu, Israel yakin Hamas memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki oleh Korut itu, agar bisa menyelundupkan sejata, sehingga tidak terpantau oleh drone milik Israel. 



Like And Share !




Sumber :
Viva.co.id

1 komentar: