1]. Harusnya KPU Itu Dipimpin Oleh Orang Yang Memiliki Latar Belakang Ilmu Politik Dan Hukum
Jakarta - Mantan Ketua Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Chusnul Mar'iah menuding kekisruhan proses pemilihan Presiden akibat penyelenggara pemilu dipimpin oleh Husni Kamil Manik yang merupakan seorang sarjana pertanian.
"Harusnya KPU itu dipimpin oleh orang yang memiliki latar belakang ilmu politik dan hukum. Kalau sarjana pertanian ya ibarat menanam jagung di kebun kita," kata Chusnul dalam diskusi bertema "Apakah Pilpres akan Menuai Malapetaka Bangsa," di Cikini, Jakarta, Senin (18/8/2014).
Menurut dia, anggapan "menanam jagung di kebung kita" adalah kesalahan terbesar Husni saat menyusun Daftar Pemilih Tetap (DPT). Saat itu, dia menjalin kerjasama dengan pihak asing dalam hal ini International Foundation for Election System (IFES).
Padahal, 2004 KPU bersama BPS mengerjakan DPT dengan anggaran Rp427 miliar. Kemudian 2009 diubah datanya melalui pemutakhiran data dengan anggaran Rp3,8 trilun.
Sekarang, diubah lagi proyeknya diberi nama e-KTP, dengan anggaran Rp5,8 triliun. KPU minta data lagi Rp1,7 triliun untuk memperbaiki data dari Kemendagri yakni 190 jutaan data pemilih menjadi 180 juta lebih.
"Pertanyaanya punya dana Rp1,7 triliun diberikan kemana proyeknya? Jawabannya sempat rame yaitu IFES dari Washington sana. Harusnya ini privasinya ada bukan diberikan ke asing," tegasnya.
Bahkan, Chusnul menganggap Ketua Bawaslu yakni Muhammad, lebih kompeten dan pantas menjadi Ketua KPU. "Bagi saya Muhammad, lebih pantas jadi Ketua KPU dibanding sekarang. Kalau yang sekarang kan S1-nya sarjana pertanian," tuntasnya.[yq]
Jakarta - Mantan Ketua Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Chusnul Mar'iah menuding kekisruhan proses pemilihan Presiden akibat penyelenggara pemilu dipimpin oleh Husni Kamil Manik yang merupakan seorang sarjana pertanian.
"Harusnya KPU itu dipimpin oleh orang yang memiliki latar belakang ilmu politik dan hukum. Kalau sarjana pertanian ya ibarat menanam jagung di kebun kita," kata Chusnul dalam diskusi bertema "Apakah Pilpres akan Menuai Malapetaka Bangsa," di Cikini, Jakarta, Senin (18/8/2014).
Menurut dia, anggapan "menanam jagung di kebung kita" adalah kesalahan terbesar Husni saat menyusun Daftar Pemilih Tetap (DPT). Saat itu, dia menjalin kerjasama dengan pihak asing dalam hal ini International Foundation for Election System (IFES).
Padahal, 2004 KPU bersama BPS mengerjakan DPT dengan anggaran Rp427 miliar. Kemudian 2009 diubah datanya melalui pemutakhiran data dengan anggaran Rp3,8 trilun.
Sekarang, diubah lagi proyeknya diberi nama e-KTP, dengan anggaran Rp5,8 triliun. KPU minta data lagi Rp1,7 triliun untuk memperbaiki data dari Kemendagri yakni 190 jutaan data pemilih menjadi 180 juta lebih.
"Pertanyaanya punya dana Rp1,7 triliun diberikan kemana proyeknya? Jawabannya sempat rame yaitu IFES dari Washington sana. Harusnya ini privasinya ada bukan diberikan ke asing," tegasnya.
Bahkan, Chusnul menganggap Ketua Bawaslu yakni Muhammad, lebih kompeten dan pantas menjadi Ketua KPU. "Bagi saya Muhammad, lebih pantas jadi Ketua KPU dibanding sekarang. Kalau yang sekarang kan S1-nya sarjana pertanian," tuntasnya.[yq]
2]. Hatta: Jokowi-JK Produk Pilpres Abal-abal Jilid III
Jika Mahkamah Konstitusi (MK) tidak mengabulkan gugatan Prabowo-Hatta, maka Pilpres abal-abal akan kembali terjadi.
"Jadi nanti kalau Jokowi-JK tetap dilantik maka produksi pilpres abal-abal jilid III namanya. Jilid I dan II sudah kita lihat saat SBY," ujar Direktur Insititut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH) Hatta Taliwang dalam diskusi di Cikini, Jakarta (Senin, 18/8).
Menurut Hatta kecurangan-kecuangan pilpres masa lalu, terutama pemilu 2009 punya kemiripan dengan pilpres 2014. Utamanya soal Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Makanya, Hatta mengajak agar orang baik di negeri ini jangan diam. Menyitir pernyataan Imam Ali bin Abi Thalib yang mengatakan kegagalan terjadi karena orang-orang baik kurang terorganisir.
"Kita harus berhimpun dukung kebenaran di pilpres ini. Biar orang-orang yang baik nanti yang menang," demikian Hatta.[dem]
Ayo bongkar pemuda indonesia , Selamatkan Indonesia.
Like And Share !
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar