Kamis, 14 Agustus 2014

TERBONGKARNYA POLRI BERSEKONGKOL DENGAN MEGAWATI & HUBUNGAN DARAH DENGAN JOKOWI

Yosfiah: Kapolri Jenderal Sutarman Temui Megawati

Letnan Jenderal TNI (Purn) Muhammad Yunus Yosfiah mengatakan, beberapa jam setelah pencoblosan pada Pilpres 9 Juli lalu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman dengan membawa dokumen menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Ada apa ini? Masyarakat luas harus tahu. Presiden juga harus tahu,” ujar Yunus, seperti diberitakan poskotanews.com.


Yunus juga mengungkapkan, oknum aparat Polri terlibat dalam pilpres alias tidak netral. Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengingatkan Polri harus netral.



“Ini sangat mencolok mata, oknum aparat Polri terlibat dalam pilpres. Saatnya pemerintah turun langsung, di bawah presiden ada BIN yang harus menyelidiki,” katanya.


Yunus mengaku banyak menerima laporan dari para mantan kapolda bahwa ada aparat Polri yang terlibat ikut memenangkan capres tertentu. “Semua ini harus diungkapkan dan diketahui jutaan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengatakan Jenderal Sutarman adalah orang hukum yang tidak menjunjung hukum. Karena, Sutarman pernah mengatakan agar pihak yang kalah menerima saja. “Ini kan pernyataan orang hukum yang tidak menjunjung hukum,” kata Yunus.

Senada dengan Yunus, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso juga mengatakan ada keterlibatan aparat Polri dalam Pilpres 9 Juli lalu untuk memenangkan pasangan capres-cawapres tertentu. Selain oknum Polri, ada juga keterlibatan pihak asing. Kalau sampai asing terlibat, lanjutnya, berarti kedaulatan negara Indonesia telah terinjak-injak. “Apalagi kata Komisi Pemberantasan Korupsi, dalam pilpres ini telah terjadi pelanggaran konstitusi. Kalau konstitusi ini dilanggar, lalu ada apa dengan negara ini?” ujarnya.


Djoko menambahkan, pilkada dan pilpres sekarang juga mempertegas adanya kelompok kapitalis yang mendominasi dan berkuasa atas pergantian kekuasaan dari daerah sampai pusat.

ASATUNEWS.com pun telah mengirimkan pesan pendek ke Jenderal Sutarman untuk mengonfirmasi pernyataan-pernyataan dua jenderal tersebut. Namun, sampai berita ini diturunkan belum ada jawaban dari Jenderal Sutarman.


Dasar polri tidak netral, pantas saja masalah polwan berjilbab ini di tekan terus dan tidak memberi kebebasan beragama pada polwan muslim.



Hubungan Darah Kapolri Sutarman dengan Jokowi


Sumber menerangkan dalam kultwitnya kemarin, Rabu (13/8) mengatakan Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.itu kata pepatah, namun banyak terjadi pada pilpres 2014 ini.inilah dia infonya

Tadi kami abis magrib meeting dgn teman-teman DPR dan senior-senior TNI - Polri. Ternyata banyak info baru seputar pemilu.Info paling menarik adalah mengenai "pengkhianatan" oknum-oknum petinggi polri dan TNI terhadap panglima tertingginya sendiri: @SBYudhoyono

Usai pilpres SBY panggil semua pimpinan TNI-Polri, termasuk kotama dan kapolda se Indonesia.
Presiden SBY menunjukan hasil pilpres..di hampir semua kompleks polri : Prabowo kalah. Kompleks TNI hanya sebagian kecil Prabowo kalah. Presiden marah (ala Jawa) kepada pimpinan Polri :"Sepengetahuan saya, pada jaman SBY lah gaji dan kesejahteraan Polri melonjak tajam"



"apakah di jaman Mega kesejahteraan Polri pernah diperhatikan? Bagmana anggaran Polri? Persenjataan dan lain-lain? Apakah jaman Mega bagus?"

Pimpinan Polri terdiam. Beku tak bersuara. SBY melanjutkan.."Sama saja saat pemilu lalu, kok di kompleks Polri Demokrat kalah? Ada apa ini? "Kurang apa perhatian pemerintah SBY memperjuangkan kesejahteraan anggota dan keluarga Polri? Kok kurang berterima kasih ya? Sindir SBY

"Atau Polri ingin kembali ke jaman Megawati? Polri kembali bergabung bersama TNI seperti masa Orba?" Semua pimpinan Polri diam. BISU. Lalu SBY menunjukan data-data dan bukti-bukti bagamana kecurangan masif saat pilpres yang dilakukan oknum Polri untuk menangkan Jokowi.

Pimpinan Polri pucat pasi. "kalau saat debat capres, ada oknum pimpinan Polri selingkuh dengan KPU bocorkan materi debat, masih bisa ditolerir"

"Tetapi jika saat pilpres oknum-oknum polri dikerahkan pimpinan polri untnk buat curang bantu kemenangan Jokowi -JK, ini namanya apa?" Dua jam pertemuan TNI-Polri bersama SBY kayak lamanya disiksa di neraka. Sayangnya, sesudah itu semua bubar begitu saja. Dilupakan

Kecuali oleh Danjen Kopasus, dia panggil semua komandan kopasus yang di kompleksnya saat pilpres Prabowo kalah. Dia kasih bonus : TAMPAR

Pertanyaan besar : kenapa pimpinan Polri secara sistematis malah dukung Jokowi - JK? Apa penyebab utamanya ? @sbyudhoyono

Sebab pertama: pimpinan Polri takut sama Prabowo. Takut jika Prabowo jadi presiden, sebagian besar di antara mereka yg korup: DISIKAT !

Mereka lebih senang dan bahagia jika Presiden RI adalah Joko Widodo yang jongos, boneka, lemah, tidak tahu apa-apa. Mudah dikadalin. Diapusin. Sebab Kedua: Janji-janji Surga mulut manis berbisa dari Jokowi-JK plus tim suksesnya. Jika Jokowi jadi presiden, Polri boleh sesuka hati?

Dijamin KKN dan Mafia di tubuh polri akan makin menjadi-jadi jika Jokowi jadi presiden. Sudah ada contoh konkritnya : DKI Jakarta hancur ! Pemda DKI jakarta makin gila korupsi dan KKN nya sejak Jokowi ahok pimpin Jakarta. Semua senang dan bahagia kecuali rakyat Jakarta.

Sebab 3: diduga ada deal khusus Kapolri dan Jokowi. Kok bisa? Paska Courtessy Call Jokowi yang temui Kapolri = nyambung. @SBYudhoyono Ternyata Jokowi dan Kapolri punya hubungan kekerabatan. Masih saudara. Masih satu keluarga. Keduanya sama-sama dari Surakarta. @SBYudhoyono Pertemuan pertama, Jokowi baru dilantik Gubernur DKI, ia menemui kapolri ditemani staf-stafnya. Ternyata omong ngalor ngidul, masih bersaudara !

Setelah itu, Jokowi aktif berinteraksi dengan Kapolri tanpa diketahui stafnya. Komunikasi rahasia diantara mereka. Deal-deal tertentu disepakti. Belum kami ketahui dari mana hubungan keluarga Jokowi dengan Kapolri, tapi ada saksi-saksi yang tahu, bahwa kedua tokoh asal solo ini : masih keluarga. @SBYudhoyono Kami sudah catat nama-nama saksi yang tahu pertalian keluarga Kapolri dengan Jokowi. Juga saksi-saksi yang tahu interaksi intens antar mereka. @SBYudhoyono

Di publik sangat jarang terjadi pertemuan, apalagi dimuat media massa, antara Jokowi- Kapolri. Namun secara rahasia pertemuan sering terjadi. Pertalian keluarga antara Kapolri dengan Jokowi, dan deal-deal khusus antara mereka berdua, menjawab pertanyaan kami sebelumnya. @SBYudhoyono

Menjawab motif pertemuan rahasia antara Kapolri dengan petinggi-petingi SKK Migas pada 3 Februari 2014 pukul 22.00- 01.00 di Gangnam Intel Exc Club. Pada rapat rahasia itu, diduga Kapolri mengarahkan Gerhard Marteen Rummeser untuk sebut nama Ibas dan Agus di Pengadilan Tikpikor. @SBYudhoyono

Semula diduga penyebutan nama @edhie_baskoro dan @Agus_SBY oleh saksi Marteen di Tipikor murni bermotif hukum. @SBYudhoyno @DjokoSuyanto Dengan adanya informasi baru bahwa diduga Kapolri dan Jokowi masih satu keluarga, ada deal-deal khusus, penyebutan nama Ibas dan agus: POLITIS

Tujuan apa yang ingin diraih oleh Jokowi- Kapolri dengan penyebutan nama @Edhie_Baskoro & @agus_SBY oleh marteen di Pengadilan Tipikor 4/2/14 lalu?

Untuk mengetahuinya, silahkan presiden @SBYudhoyono @DjokoSuyanto @dipoalam49 cari tahu sendiri dengan panggil kapolri. Monggo lho Pak . Patut diduga, hubungan kekerabatan Jokowi-Kapolri yang menyebabkan kapolri tidak menindak tegas dugaan pembocoran materi debat capres tempo hari.

Saat itu patut diduga, komjen pol Budi Gunawan, mantan ajudan presiden megawati terlibat pembocoran materi debat bersama-sama komisioner KPU. Budi Gunawan sudah diketahui persis kedekatannya dengan Megawati dan PDIP. Wajar jika dia berupaya lakukan segala cara agar Polri memihak Jokowi. Jendral Budiman, Kasad sudah diberhentikan presiden @SBYudhoyono karena diduga membawa TNI manuver dan berpihak pada Jokowi. Bagamana dgn Kapolri? Padahal instruksi @SBYudhoyono jelas dan tegas, TNI-Polri harus netral. Kenapa pembangkangan Kapolri pada pilpres dibiarkan @SBYudhoyono?

Kita tunggu sikap tegas Presiden @SBYudhoyono terhadap dugaan manuver & tindakan Kapolri yang seret Polri berpihak untungkan kubu Jokowi. Oh ya Ayah Kapolri Sutarman adalah Pawiro Miharjo, apa hubungannya dengan Wirjo Miharjo kakek Jokowi ? news.okezone.com/read/2013/10/0…

Kapolri lahir di Sukohardjo, Surakarta. Wirjo Mihardjo lahir juga di Sukohardjo. Lalu jadi lurah di Kragan, Karanganyar, Surakarta. Jika anda baca kultwit kami tentang hubungan kekerabatan kapolri dengan Jokowi serta deal-deal yang dibangun mereka maka wajar kasus sitok tidak diusut. Sitok sangek bersama @gm_gm dan triyanto adalah tim pencitraan Jokowi sejak 2008, melalui festival-festifal solo yang mereka buat untuk pencitraan Jokowi. Plus penghargaan-penghargaan palsu Jokowi yang disetting oleh @gm_gm, sitok sangek dan triyanto, dalam rangka orbitkan Jokowi jadi capres boneka.

Jika Kasus pemerkosaan Sitok tidak diusut Polri, wajar karena Kapolri ada deal khusus sama Jokowi. Sitok adalah tim pencitraan Jokowi. Bukan hanya sitok tapi komunitas " Salihara " pendukung sex bebas, LGBT, sekulerisme Indonesia juga adalah pendukung utama Jokowi.

Semua akan terbongkar pada waktunya dan tolak pemimin kacung asing dan aseng yang menang dengan kecurangan sistematis dan masiv.

Mau tahu apa itu Komunitas Salihara ?
Silahkan Baca bukti artikel nya di link ini

~>> http://statusindo.blogspot.com/2014/08/sarang-baru-liberal-itu-bernama-salihara.html





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar